Hal ini karena pengelola berhasil menjadikan contoh nyata bagaimana masjid bisa menjadi pusat pemberdayaan umat.
Program makan gratis setiap Jumat yang dicanangkan takmir masjid telah menjadi magnet bagi jamaah, sekaligus memacu peningkatan infaq dan sedekah hingga 1.000 persen.
"Jika sebelumnya masjid hanya menerima sekitar Rp1,5 juta setiap Jumat, kini jumlah tersebut melonjak hingga Rp15 juta." Ungkap Ustad H. Suwardi, ketua Takmir Masjid Baitul Muhlisin
Dirinya menjelaskan bahwa dana tersebut tidak hanya digunakan untuk operasional masjid, tetapi juga diputar kembali ke berbagai kegiatan pemberdayaan jamaah.
“Tujuan utama kami adalah memakmurkan masjid. Selain makan gratis, kami adakan kajian setiap hari, majelis ilmu, hingga senam Tera Indonesia setiap Selasa dan Rabu,” ujarnya Sabtu, 30/11/2024.
Takmir masjid ini juga menggandeng anak jalanan untuk mencintai dan merasa dekat dengan masjid, dalam bentuk bantuan sosial, termasuk pembagian paket sembako, rutin disalurkan kepada masyarakat sekitar.
"Kami ingin masjid menjadi tempat di mana semua orang merasa diterima dan mendapatkan manfaat," tambahnya.
Dana puluhan juta yang terkumpul dari infaq dan sedekah jamaah dikelola secara transparan oleh takmir masjid. Semua hasilnya dikembalikan ke masyarakat dalam bentuk program sosial dan kegiatan pemberdayaan lainnya.
Program ini diharapkan menjadi inspirasi bagi masjid dan musholla lain di Ponorogo dan Indonesia. Dengan mengelola dana jamaah secara profesional dan transparan, masjid tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, tetapi juga menjadi pusat kegiatan sosial dan pemberdayaan masyarakat
Posting Komentar