Hal ini karena beberapa peserta mendapat nilai sempurna 100. Pada ujian dengan sistem CAT yang diselenggarakan di SMA 1 Takeran. Bahkan salah satu peserta dari 3 kompetensi yang diujikan semua dapat nilai 100 sehingga total nilai 300.
Ardika Dwi Yulianto mencetak nilai sempurna: 100 di semua mata ujian—Wawasan Kebangsaan, Pengetahuan Umum, dan Pengetahuan Khusus. Total nilai 300 pun mengantarkannya ke posisi teratas sebagai calon Kepala Seksi (Kasie) Kesejahteraan.
Kecurigaan ini disampaikan oleh salah satu peserta atas nama Anasta Deas Tama, dirinya meminta panitia membuka akses terhadap soal dan jawaban peserta. Ia menilai transparansi sangat penting untuk menjaga kepercayaan terhadap proses seleksi.
“Kami hanya ingin ada keterbukaan. Nilai 100 di semua mata ujian itu luar biasa. Kami ingin tahu bagaimana proses penilaiannya,” ujar Anasta.
Hingga berita ini diturunkan, Ketua Panitia Pengisian Perangkat Desa Nguntoronadi, Eko Setiyono, belum memberikan tanggapan meski telah dihubungi untuk dimintai konfirmasi.
Merespons polemik tersebut, Camat Nguntoronadi Fisco Yudha Arista menyatakan Forum Koordinasi Pimpinan Kecamatan (Forkopimcam) siap turun tangan jika persoalan tidak dapat diselesaikan oleh panitia dan pemerintah desa.
Kapolsek Nguntoronadi AKP Mahfud memastikan aparat kepolisian bersama Forkopimcam mengawal jalannya proses seleksi untuk mencegah gangguan keamanan.
Transparansi dan keterbukaan sangat dibutuhkan dalam mewujudkan aparatur pemerintah yang baik dan bersih. ( Jun/red)
Posting Komentar