Reyog Putri Sardulo Nareswari, Menjadi Bagian Dokumen ke ICH UNESCO

Ponorogo, SW_ Penetapan Reyog Ponorogo dari ICH UNESCO sebagai warisan dunia tak benda salah satunya adalah bahwa reyog bisa di perankan secara unisek ( oleh laki laki maupun perempuan).

 Sebagaimana diungkapkan oleh Agung Kucir saat mengantarkan grup reyog putri Sawoo pada agenda Gelar reyog Serentak se Dunia di alon alon ( 22/12).

Dirinya menjabarkan bahwa salah satu dari penilaian atau pertimbangan atas penetapan UNESCO terhadap reyog karena ada pelibatan penilaian dari unsur reyog perempuan. 

Agung menjabarkan bahwa Reyog Putri ini satu satunya reyog yang masuk dokumen ICH UNESCO. Dirinya mengaku salut dengan keberadaan reyog Putri mengingat disamping para ibu dengan kodratnya sebagai ibu rumah tangga masih menyempatkan diri untuk berlatih dan berkegiatan kesenian. Sehingga harapannya menjadi perhatian dari terus dilakukan perhatian sehingga eksistensinya bisa mendapat apresiasi dari pemerintah. 

"Kita dari Sawoo dengan Paguyuban Reyog Putri Sardulo Nareswari, pada waktu dulu sebagai bahan pemaparan ke UNESCO juga dikunjungi didokumentasikan. Sehingga satu satunya reyog perempuan yang terlibat dalam penilaian UNESCO dalam penetapan Reyog sebagai warisan Budaya tak benda. " jelasnya

Sementara dalam paparannya Tri Heni Astuti sebagai pembina Reyog Putri merasa bangsa dengan pengakuan UNESCO. Dirinya bersama team sudah ada dan eksis sejak dia tahun yang lalu. 

Dirinya mengakui keberadaan Ibu Ibu yang terlibat lebih dari 50 orang dengan pemain aktif sekitar 16 orang. Dengan berbagai kesibukan disela sela sebagai ibu rumah tangga , mereka masih menyempatkan untuk tetap eksis mempertahankan budaya Reyog Ponorogo. 

"Dengan berbagai rintangan dan tekat yang kuat kita bisa eksis baik latihan maupun pertunjukan secara rutin" Jelasnya

0/Post a Comment/Comments

Dibaca :