Dalam sambutannya Pak Iwuk selalu kurator menyampaikan ucapan terimakasih , atas semua suport dari berbagai pihak yang ikut mensukseskan agenda ini.
" Matur nuwun telah hadir pada kegiatan ini. Menikmati pada kegilaan kami. Jarang Ponorogo ada orang gila ditonton. " ungkapnya.
Dalam kurasinya Pak Iwuk menjabarkan bahwa dirinya melihat orang yang melukisnya agak beda. Dia adalah "Lek Arif atau Faturohman", yang mengambil seni rupa dari UNS . Dia punya gaya sendiri, simpel tidak terpengaruh dari yang lain. Dia adalah pekarya yang kuat, punya basis karya yg kuat, menembus seni lukis di Ponorogo yang standart saja.
"Menurut saya dia sangat kuat , menyendiri dalam keramaian. Ini yang dimaksud dengan Suwung Jumengglung . Ledakan dalam gelap. Semoga kedepan akan beri pengaruh besar dalam seni rupa di Ponorogo." jabarnya.
Sementara ini dirinya melihat pameran lukisan sangat sakral di Ponorogo, cuma setahun sekali waktu suro. Sakralnya juga bisa dilihat karena evennya bersama pameran pusaka, keris, tombak, akik dan benda keramat lainnya. Sehingga perlu wadah sarana prasarana yang mewadahi para seniman untuk berekspresi.
"Pameran ini menunjukan sesuatu yang menggebrak. Sekian puluh tahun tidak ada dan mendobrak. Alhamdulillah mendapat respon dari dinas pendidikan maupun dinas Kebudayaan. Kami sampaikan terimakasih kepada dinas pendidikan mengijinkan untuk pameran di bekas SMPN 3 Ponorogo " ungkapnya.
Pak Iwuk juga menyinggung keberadaan Ponorogo yang kedepan bercita sebagai kota kreatif. sebagai destinasi wisata berbasis budaya yang harapannya tidak hanya slogan.
Dirinya berharap para seniman semangat tetep berkarya. Sehingga menjadikan seniman yang lain berkarya menggelar pameran, baik dari guru seni rupa, baik ke pelaku seni maupun maupun lainnya.
Sementara Farida Nuraini, S.Sos,M.Si selaku Sekretaris Dinas Pendidikan Ponorogo menjelaskan bahwa makna dari Fathurahman adalah pembuka kejayaan.
"Semoga diberi suasana yang menyenangkan dan membuka wadah kreatifitas pelaku seni lainnya." harapnya.
Dirinya mengakui tidak punya tempat berkarya menyalurkan kreatifitas dalam berkesenian khususnya seni rupa.
"Dengan mengambil tempat di SMP 3 Ponorogo ini semoga pemda melihat dan diberi ruang untuk berkarya, kedepan akan lebih berkembang " jelas Farida.
Dirinya sangat mengapresiasi keberadaan even ini. Karena selaras dengan semangat Bupati Kang Sugiri yang bisa menyelenggarakan even bertepatan dengan hardiknas.
" Semangat juga dengan keberadaan even yang bisa menggandeng OPD yang lain sebagaimana kegiatan ini dinas pendidikan menggandeng dinas Kebudayaan." terangnya.
Fathurahman atau Pak Arif selaku pelukis menjabarkan bahwa lukisannya merupakan kontemporer, sebagai ungkapan emosi yang liar.
Dirinya menjelaskan juga sudah melakukan pameran keliling baik di Solo Yogjakarta maupun Surabaya. Sedangkan notabene sebagai warga Ponorogo dirinya ada kegelisahan,karena tidak ada fasilitas yang memadai.
"Harapannya kedepan temen bisa berkiprah dengan lebih maksimal dengan adanya fasilitas ini. Biar timbul semangat dan kreatifitas dalam berkesenian. " pungkasnya. (Joe)
0 Komentar