Perhelatan akbar ini menjadi bagian tak terpisahkan dari bagaimana berbagai komunitas atau kelompok untuk ikut unjuk gigi. Menghadirkan pertunjukan kesenian khas Ponorogo juga sekaligus menunjukan komitmen dalam ikut melestarikan budaya.
Bagaiman tanggapan Sugeng Hariono pengusaha sukses pecinta Seni yang juga merupakan pengurus harian NU Cabang Ponorogo. Berikut petikan eksklusif Suara wilayah.com dengan H. Sugeng Hariono, ST
Apa yang mendasari untuk Lesbumi NU ikut grebeg suro?
Seni itu indah dan tidak bertentangan dengan syariat. Ini wujud NU mendukung Seni budaya. Kita dulu pernah ikut, tapi ini kita tata untuk performa kembali. Ini bagian dari komitmen NU lestarikan budaya.
Bagaimana performa yang melibatkan Lesbumi, SMP Maarif, INSURI, UIN?
Ini adalah satu kesatuan sebagai bagian dari kepedulian. Namanya ini bagian dari peduli semua bersinergi.Sehingga partisipasi bersama hari ini kita pentas. Siapa saja boleh berperan serta bersinergi dalam kebudayaan. Juga Lesbumi ini kan wadah dari berbagai warga dan badan dibawah naungan NU sehingga kehadiran mereka juga menjadi bagian tak terpisahkan dari penampilan kita.
Masukan komentar maupun kritik terhadap Grebeg Suro?
Keberadaan grebeg suro ini identik dengan sejarah budaya ponorogo yaitu kesenian reyog. Semua pasti mengakui kwalitasnya juga semakin luar biasa semakin menarik. Terlepas dari itu even ini ke juga depan harus lebih baik. Ini bentuk tanggungjawab kita bersama apalagi reyog diakui UNESCO.
Peran lembaga lain dalam pelestarian reyog?
Kita juga harus gandeng semuastek holder tanggung jawab semua lapisan. Termasuk akademisi yang suport keberlangsungan reyog
Harus di kolaborasi kalangan menengah , atas maupun bawah untuk bersama menunjukan bahwa ini adalah kesenian kita bersama.
Harapannya kedepan ada Reyog dari UI, UNAIR, UGM, UNESA dan lainnya sehingga bahwa reyog ini juga bagian dari akademisi dalam pengembangannya semakin eksis keberadaannya. (Jun/red)
Posting Komentar