Puluhan warga penggarap berkumpul dan mengancam akan melakukan protes,menggeruduk ke rumah anggota dewan tersebut bila tanah aset daerah diambil alih oleh pihak lain.
Sebagaimana disampaikan Abdurrahman salah satu penggarap menyatakan menolak bila keberadaan lahan aset yang digarapnya bersama teman kelompoknya dipindahtangankan.
Disamping karena awalnya mereka melakukan pengorbanan yang berat hingga sukses menjadi lahan yang mudah di kerjakan.Mereka juga tertib sudah sesuai prosedur taat membayar sewa lahan kepada pemerintah sebagaimana ketentuan.
"Awalnya lahan ini tidak layak di garap, tidak ada yang mau, butuh biaya besar, bahkan kami rela menghutang, untuk bisa menjadi lahan seperti sekarang ini, ketika sudah mudah mau di pindah tangankan " jelasnya
Agus Bimo Aji kordinator LPMK menyatakan dukungan atas penolakan oleh warga penggarap lahan aset bila lahan tersebut dipindahtangankan ke pihak lain.
Dirinya menengarai ada oknum anggota dewan di dapil satu Ponorogo Babadan yang berusaha mengatur serta memancing keributan dan memicu konflik.
" Saya dapat info dari teman petani penggarap, Mereka akan melakukan aksi masa. Menuju ke rumah salah satu anggota dewan. Saya imbau untuk dibicarakan , alhamdulillah mereka terkondisikan" ungkap Bimo Aji.
Dirinya berharap mediasi dari para pihak khususnya tokoh tokoh yang menjadi bagian dari penentu kebijakan bisa memberi solusi dan mengabulkan harapan dari para penggarap sekarang.
Agus Bimo Aji menambahkan bahwa sekarang situasi kondusif dari Ponorogo harus terus dijaga. Tidak memancing konflik serta meredam gejolak warga.
Dirinya berjanji akan menyampaikan penolakan atas pemindah tangan tanah aset di wilayah Babadan dan harapannya permintaan dari warga bisa dilaksanakan.
"Kita tidak ingin ada masalah, harapanya Ponorogo adem ayem dan bisa berjalan normal. Kita mendukung dan fasilitasi penolakan warga untuk bisa diselesaikan tidak ada gejolak dan mereka bisa beraktivitas seperti biasa" ungkapnya. (Jun/red)
Posting Komentar