PetanI Penggarap Tanah Aset Eks Bengkok Sebut Oknum Anggota Dewan Arogan

PONOROGO,SW_ Tidak kurang dari 80 petani penggarap tanah aset eks bengkok daerah Ponorogo kini was was. Khususnya pengelola lahan aset di wilayah kecamatan Kota dan kecamatan Babadan mereka menerima surat dari BPPKAD yang berisi tentang pengalihan aset yang telah habis masa sewanya terhitung 31 Juli 2025.

Dalam lampiran surat tersebut juga tertulis nama penggarap lahan lama, di kolom sebelahnya tertulis nama koordinator penyewa pengganti serta nomor handphone. 

"Butuh waktu dan berbagai sarana untuk bisa seperti sekarang ini harus pasang sumur air yang harganya puluhan juta, juga biaya meratakan mengolah tanah hingga layak ditanami sampai seperti sekarang ini" ungkap Sugito salah satu diantara puluhan penggarap. 

Dirinya menambahkan awalnya lahan tersebut tidak terurus sebagian besar ditanami tanaman tebu sebagian lagi hanya semak belukar. 

Hal yang sangat mengecewakan mereka mengingat tidak ada pembicaraan dan juga diskusi untuk pemindahan pengelolaan tanah aset tersebut. 

Ditengarai adanya pengambil alihan aset daerah eks bengkok ini tidak lepas dari skenario salah satu anggota dewan daerah dari dapil 1 yang mencakup kecamatan Kota dan Babadan. 

Bahkan apabila hal tersebut dilanjutkan tidak ada pembicaraan dirinya bersama rekan penggarap lainnya akan mendatangi rumah salah satu anggota dewan tersebut. 

Agus Bimo Aji kordinator LPMK menyebut dirinya awalnya tidak tahu adanya hal tersebut. Mengingat sebagian besar penggarap adalah anggotanya sehingga dirinya dimintai tolong untuk ikut hadir. 

" Awalnya mereka akan menggeruduk rumh dewan, ada yang bawa senjata tajam dan lainnya. Kita himbau untuk bijak dan diselesaikan dengan dialog musyawarah mufakat" ungkapnya. 

Bimo Aji berharap keberadaan anggota dewan yang ditengarai berada di balik pengalihan aset tersebut tidak semena mena. Mengingat banyak warga penggarap yang sudah menggantungkan kehidupan ekonominya dari menanam di lahan eks bengkok. 

" Mereka juga patuh taat dalam pembayaran sewa. Sudah berusaha sampai lahan layak ditanami dan bisa menghasilkan. Harus ada pembicaraan, sehingga tidak ada arogansi" jelasnya. 

0/Post a Comment/Comments

Dibaca :