Kemeriahan Hari Santri Ponorogo, Mengungkit Cikal Bakal dan Kejayaan Pesantren dan Kaum Santri


PONOROGO,_ Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko ingin menegaskan bahwa keberadaan Ponorogo baik dalam sosial politik akan efektif digerakan dengan dua roda. Roda budaya dan roda religi. 

Dirinya menyampaikan bahwa Ponorogo tudak dimewahkan oleh geografis yang nyaman , jauh dari pelabuhan, bandara, jalan tol. Tidak ada sumber daya alam yang bisa di forsir untuk kemakmuran. 

Tetapi leleuhur Ponorogo sejak dulu kala juga sudah berfikir akan keterbatasan yang ada, kreatifitas budaya dan peradaban serta mental spiritual yang luar biasa diciptakan untuk penerusnya. 

Roda budaya sudah begitu meriah digarap bahkan sudah lama, baik perhelatan festival Reyog maupun kegiatan budaya yang mengiringi. Bahkan sudah dilakukan oleh pemimpin sebelumnya. Dengan variasi kemasan yang semangatnya sama melestarikan budaya reyog sebagai akar budaya asli Ponorogo yang batang dan daunya telah menggema ke seluruh jagad raya. 

Roda religi mulai dirasakan kemasanannya dari tahun ke tahun juga terus di genjot. Dikemas secara apik dengan mematangkan banyak hal. Religi atau nilai keagamaan khususnya Islam di Ponorogo tidak bisa di pandang remeh. Sejarah panjang, bagaimana otak Indonesia diawali dari metode pesantren yang diledakan dari Gebang Tinatar. 

Istilah metodoligi terapan yang telah diaplikasikan oleh lembaga bernama Tegal Sari dengan Headmaster Kyai Ageng Muhammad Besari. Yang berjaya di abad 8 tepatnya 1742 M pada era Pakubuwono II, 

Nama ini tidak bisa dianggap remeh atau sepele bagaimana dirinya bisa mengkader mendidik menelorkan para jawara berkaliber nasional. Sekelas Pakubuwono II, Ronggowarsito, Pangeran Diponegoro, HOS Cokro (raja Jawa tanpa mahkota) bahkan jauh sebelum itu. Bahkan estafet ini terus dijayakan oleh pondok pesantren baik salaf maupun modern yang tersebar se antero Ponorogo juga menelurkan tokoh tokoh bangsa yang luar biasa. 

Mengungkit sejarah Islam dengan metode pesantren dan anak didik yang disebut santri embrionya dari Ponorogo. Ledakan semangat yang bila dinarasikan mendahului Indonesia dalam konsep mencerdaskan anak didik. 


Tidak berlebihan bahwa cikal bakal Pesantren dan santri berasal dari Ponorogo, jika garis panjang ini kembali ditarik untuk di kobarkan oleh bupati Sugiri dengan kemeriahan hari santri. 

Wajar jika hari santri berdengung dengan kemasan yang lebih wah dari sebelumnya. Bahkan rentetan panjang sengaja disusun untuk menasbihkan bahwa kemeriahan hari santri ada di Ponorogo. 

Tidak hanya konser musik dan pengajian dan kemeriahan lainnya, kegiatan santrivaganza tetapi penerapan pesantren sehat direalisasikan dengan bantuan alat kesehatan ke sejumlah pesantren.

Diskusi ilmiah untuk pemikiran santri kedepan yang lebih tok cer juga di bahas pada hari santri berupa muhalaqoh para ulama nasional, gerakan ayo mondok nasional, juga sarasehan gerakan nasional pesantren menuju ICH UNESCO dengan kata lain loncatan pemikiran untuk menjadikan peradaban santri sebagai metodology yang khas dan efektif dalam peradaban berupaya di daftarkan ke lembaga dunia. 

Ide besar gagasan besar pemikiran besar yang tidak hanya di omon omon tapi mencoba di terapkan dengan jerih payah daya upaya, menggandeng berbagai pihak membangun relasi dan meringankan seminimal mungkin dana daerah.semua ditasbihkan untuk memperkuat branding bahwa pusat cikal bakal istilah peradaban santri pesantren tidak lain adalah Ponorogo. 

Selamat hari santri 2025

0/Post a Comment/Comments

Dibaca :